Halonusantara.id, Samarinda – Stunting masih menjadi persoalan serius dalam penanggulangannya. Pasalnya, kondisi ini mengakibatkan gagal tumbuh pada anak belita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk anak seusianya.
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti mengatakan hasil dari diseminasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Samarinda mendapatkan 85,6 persen masyarakat yang belum membawa balitanya untuk mengukur tinggi badan dan berat badan di posyandu.
“Angka stunting masih belum menemui angka yang real karena masih banyak balita yang tidak melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan di Posyandu sekitar,” katanya.
Ia berharap perlu adanya sosialisasi secara menyeluruh untuk RT hingga Ke Kecamatan dalam rangka mendorong kesadaran masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan di Posyandu terdekat dengan tujuan perkembangan tumbuh kembang dari balita hingga remaja.
“menurunkan angka stunting di Kota Samarinda perlu kerjasama dari tingkat RT, Lurah dan Camat yang mendorong dan sosialisasi kepada masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan diposyandu,” katanya.
Lebih lanjut, sesuai arahan Presiden RI untuk bisa lonjakan stunting sebesar 14 persen sehingga menjadi tantangan Pemkot Samarinda untuk bertahan di angka tersebut.
“Harapan kita angka stunting itu rendah sesuai dengan arahan Presiden, kita bisa diangka 14 persen walau pun WHO bilang angka stunting di bawah 20 persen tapi kita inginnya di bawah 14 persen atau 12 persen,” pungkasnya.
Bukan hanya Pemkot Samarinda, namun upaya penurunan angka stunting dapat dilakukan secara bersamaan kepada seluruh stakeholder yang ada. (HN/ADV Eko)