Halonusantara.id, Samarinda – Dance sport kini bukan sekadar pamer kelincahan di panggung. Cabang olahraga yang memadukan seni gerak, disiplin ketat, dan ketahanan fisik ini justru jadi magnet baru bagi generasi mudaBahkan, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim pun ikut melirik potensi besar di dalamnya.
Bagi Dispora, dance sport punya nilai lebih. Bukan hanya soal meraih medali di arena kompetisi, melainkan juga menjadi ruang aman bagi remaja untuk menyalurkan energi positif sekaligus menempa karakter.
Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, A.A Bagus Surya Saputra Sugiarta, menegaskan hal itu . Menurutnya, manfaat dance sport bagi anak-anak dan remaja sangat multidimensional, baik secara psikologis maupun sosial.
“Ini bukan hanya soal menang atau medali. Dance sport melatih anak-anak untuk tampil percaya diri, menghargai partner, dan menyampaikan ekspresi secara sehat melalui gerakan,” terang Bagus
Ia menambahkan, olahraga ini juga memupuk ketangkasan, kepercayaan diri, kerja sama tim, dan disiplin tinggiGeliat dance sport di Kaltim kian nyata menjelang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) pada Agustus 2025 di Jakarta.
Kaltim tengah menggeber seleksi atlet tingkat provinsi. Namun, bagi Bagus, ajang ini lebih dari sekadar menyaring talenta. Ini adalah momentum strategis untuk memotivasi lebih banyak anak muda agar terlibat dalam kegiatan positif yang konstruktif.
“Kita dorong lebih banyak anak-anak muda ikut serta. Mereka bisa menyalurkan minat dan bakat di sini, sekaligus belajar bersaing secara sehat dan sportif,” imbuhnya
Seleksi ini dibuka untuk kategori junior dan senior, dengan prinsip inklusif. Tak ada batasan usia kaku; peserta akan dikelompokkan sesuai kelasnya.
“Siapa pun bisa ikut. Yang penting semangat dan komitmen untuk berkembang. Kami ingin semua punya kesempatan yang adil,” tegas Bagus.
Bagus juga menyoroti keunikan dance sport yang sukses menjembatani olahraga dengan seni pertunjukan, menjadikannya sangat atraktif dan edukatif
Oleh karena itu, Dispora Kaltim berkomitmen penuh mendukung keberlangsungannya melalui kolaborasi aktif dengan Ikatan Olahraga Dansa Indonesia (IODI) dan komunitas lokal.
“Kami tidak ingin olahraga ini hanya muncul saat ada lomba. Harus ada pembinaan rutin, latihan berkala, dan kegiatan komunitas agar dance sport benar-benar hidup di tengah masyarakat,” pungkasnya. (Sf/Adv/DISPORAKALTIM)

