Halonusantara.id, KUKAR – Di balik statusnya sebagai salah satu sekolah favorit, SMK Geologi Pertambangan ternyata masih menghadapi kendala serius dalam hal fasilitas. Ketua DPRD Kutai Kartanegara (Kukar), Ahmad Yani, menilai persoalan ini perlu perhatian lebih agar sekolah bisa berkembang sesuai potensinya.
Menurutnya, akar masalah ada pada kepemilikan aset. Hingga kini, sebagian besar fasilitas sekolah masih berstatus milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar. Kondisi itu membuat yayasan pengelola sekolah tidak leluasa melakukan pengembangan.
“Sekolah ini sebenarnya punya potensi besar, tapi karena fasilitasnya masih berstatus aset Pemkab, pengembangan jadi agak sulit. Kita berharap ada dukungan lebih agar sekolah bisa terus berkembang,” jelas Ahmad Yani, Sabtu (16/8/2025).
Ia menegaskan, fasilitas pendidikan tidak boleh dibiarkan terbatas hanya karena persoalan administrasi kepemilikan aset. Apalagi, SMK Geologi Pertambangan telah terbukti melahirkan banyak lulusan berkualitas yang dibutuhkan dunia kerja.
“Kalau masalah aset terus jadi penghambat, sekolah akan sulit maju. Padahal, sekolah ini sudah terbukti melahirkan ribuan alumni yang berkontribusi bagi daerah,” tegasnya.
Ahmad Yani juga mendorong Pemkab Kukar bersama yayasan pengelola duduk bersama mencari solusi. Menurutnya, persoalan seperti ini harus segera dituntaskan agar sekolah bisa fokus pada peningkatan mutu pendidikan.
“Kita ingin semua pihak bisa duduk bersama. Jangan sampai potensi sekolah besar, tapi terhambat masalah aset,” ujarnya.
Ia mengingatkan, kebutuhan tenaga kerja teknik akan terus meningkat, terutama dengan adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Karena itu, sekolah kejuruan seperti SMK Geologi Pertambangan harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
“Kalau fasilitasnya memadai, sekolah bisa melahirkan lulusan yang lebih siap. Ini investasi jangka panjang untuk Kukar, bahkan untuk Kaltim,” pungkasnya. (Hf/Adv)

