Halonusantara.id, Samarinda – Relokasi pedagang pasar pagi yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mengalami pro dan kontra. Hal ini diminta oleh Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Fahruddin untuk melakukan pendataan secara matang.
Menurutnya, Pemkot melalui Dinas Perdagangan harus merencanakan revitalisasi ini dengan matang sehingga tidak ada pedagang yang tidak terdata. Pasalnya, ada sebanyak 2.800 pedagang sehingga pendataan ini sangat penting untuk keberlanjutan nasib para pelaku usaha.
“Kita ingin ini bisa didata dengan baik, jangan sampai ada pedagang yang tidak terdata, kasihan nanti mereka,” beber dia, Jumat (13/10/2023).
Sehingga wacana revitalisasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Disdag diharapkan dapat mengusahakan mendapat tempat dan mengakomodir seluruh pedagang. Mendata titik-titik kosong dan segera mencari tempat lain jika tidak cukup. Juga mengelompokkan pedagang berdasarkan jenisnya.
“Titik-titik tadi misal pedagang kain di mana. Pedagang pasar basah di mana nanti itu didata dulu. Jadi Dinas Perdagangan mendata dulu ketersediaan tempat,” jelas Fahruddin , Jum’at (13/10/2023).
Ia menilai Disdag perlu mencarikan tempat kosong di beberapa titik terhadap rencana pemindahan pedagang dari lokasi sebelumnya supaya para pedagang ini dapat terakomodir dengan baik.
“Atau nanti yang tidak dapat tempat dicarikan, nanti dicarikan Dinas Perdagangan. Jadi tidak berhamburan lah. Nanti kan takutnya kacau sendiri kalau pada milih dan rebutan,” ucapnya.
Kendati demikian, Fahruddin menyarankan, antara Disdag dan pedagang harus banyak melakukan komunikasi yang intens. Untuk meminimalisir dampak-dampak buruk pasca relokasi.
“Disdag pun harusnya sering sharing dengan pedagang supaya tidak ada hal yang tidak diinginkan pasca relokasi,” pungkasnya. (HN/Adv/Eby)