Halonusantara.id, Kutai Kartanegara – Anggota Komisi IV DPRD Kutai Kartanegara, Fatlon Nisa, yang baru saja dilantik sebagai Ketua PELTI Kukar, mendorong agar pembinaan olahraga sejak usia dini lebih menyentuh anak-anak lokal.
Menurutnya, pembinaan tak harus selalu dimulai dari level klub atau kompetisi, tapi bisa dimulai sederhana dari lingkungan sekolah.
“Harapan saya, program pembinaan ini benar-benar menyasar anak-anak dari daerah kita sendiri. Misalnya ada sekolah seperti SD 018 yang lokasinya dekat dengan lapangan, itu bisa kita ajak kerja sama. Kalau mereka butuh tempat buat kegiatan olahraga luar kelas, lapangan kita terbuka,” ujarnya, Senin (19/5/2025)
Politisi dari Fraksi PDI-P ini menilai, mengenalkan olahraga sejak dini bukan soal teknik dulu, tapi soal membangun rasa suka dan kenyamanan anak-anak.
“Yang penting mereka dulu dikenalkan suasananya. Main di lapangan, pegang raket, gerak bebas, biar muncul dulu rasa senangnya. Dari situ nanti bisa tumbuh minat, bisa jadi hobi, bahkan prestasi.” Jelasnya.
Untuk mewujudkan program ini, Fatlon sudah membuka komunikasi dengan sejumlah pihak, termasuk Dinas Pendidikan, Dispora, dan KONI Kukar.
Program seperti ini memerlukan sinergi antar-lembaga dan dibutuhkan agar program pembinaan usia dini bisa berjalan konsisten.
“Saya ingin ini bukan cuma wacana. Sekolah-sekolah harus kita rangkul juga. Jadi anak-anak enggak cuma belajar teori, tapi bisa merasakan langsung olahraga yang mungkin selama ini belum akrab buat mereka,” tuturnya.
Ia menambahkan, fasilitas umum yang dimiliki daerah harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Apalagi, anggapan bahwa olahraga seperti tenis itu mahal seringkali muncul karena keterbatasan akses.
“Kalau fasilitas kita buka, kita bantu, enggak akan mahal. Justru jadi lebih mudah diakses siapa pun. Kita ingin semua anak punya peluang yang sama,” katanya.
Meski begitu, Fatlon tak menutup mata terhadap tantangan. Kelompok usia 12, 14, dan 18 tahun di Kukar, menurutnya, masih minim pembinaan.
Maka, program yang dimulai dari sekolah dasar ini diharapkan bisa jadi pijakan awal untuk memperkuat pembinaan jangka panjang.
“Atlet dewasa kita sudah terbukti bisa berprestasi, bahkan sampai juara umum di Kaltim. Tapi kalau pembinaan usia dini kita biarkan lemah, regenerasi bisa terputus. Jadi sekarang waktunya fokus ke bawah,” pungkasnya. (Hf/Adv)