Halonusantara.id, Samarinda– Dampak kehamilan di usia muda masih menjadi tantangan besar dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak di Indonesia.
Anggota DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra menyoroti dampak kehamilan usia muda yang tidak hanya memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi pasangan muda, tetapi juga berisiko tinggi terhadap kesehatan anak, khususnya dalam kaitannya dengan stunting.
Andi Satya sapaan akrabnya menjelaskan bahwa pasangan yang menikah dan hamil di usia muda sering kali belum memiliki kesiapan mental, sosial, maupun ekonomi untuk membesarkan anak secara optimal.
“Usia yang terlalu muda dan kesiapan yang belum matang dapat menyebabkan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan nutrisi dan kesehatan pada masa kehamilan. Hal ini dapat memicu terjadinya stunting, yang dampaknya bisa berlangsung sepanjang hidup anak,” jelasnya.
Dirinya juga menyampaikan bahwa stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis selama masa awal kehidupan berdampak serius terhadap perkembangan fisik dan kognitif anak.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, anak-anak yang lahir dari ibu muda memiliki risiko stunting yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang lahir dari ibu dengan kesiapan ekonomi dan sosial yang lebih baik.
Faktor-faktor seperti kurangnya akses ke layanan kesehatan, rendahnya kesadaran akan pentingnya asupan nutrisi yang cukup, dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung, turut berkontribusi terhadap tingginya angka stunting pada anak dari pasangan muda.
Andi Satya menekankan bahwa perencanaan keluarga harus melibatkan pertimbangan matang, termasuk kesiapan ekonomi, pendidikan, dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi.
“Kehamilan bukan hanya tanggung jawab seorang ibu tetapi juga perlu ada dukungan dari suami dan keluarga. Namun, kita tahu bahwa pasangan muda seringkali belum siap secara ekonomi, sehingga sulit untuk mencukupi kebutuhan kesehatan dan nutrisi bagi ibu dan janin,” terangnya.
Lebih lanjut kata Andi Satya, pentingnya penyuluhan kesehatan dan edukasi tentang perencanaan keluarga sejak dini, terutama di kalangan remaja. Dengan pengetahuan yang memadai, diharapkan mereka dapat memahami pentingnya kesiapan dalam berkeluarga dan menyadari risiko kehamilan di usia muda terhadap kesehatan anak yang mereka lahirkan.
“Edukasi reproduksi harus digencarkan, terutama di sekolah-sekolah. Remaja perlu diberikan pemahaman akan dampak jangka panjang dari kehamilan yang terlalu dini,” ucapnya.
Untuk mengatasi tingginya angka stunting di kalangan keluarga muda, Andi Satya juga mendorong pemerintah agar memperkuat program kesehatan ibu dan anak serta akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas di daerah-daerah yang berisiko tinggi.
Program pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan bayi, serta layanan pemeriksaan kehamilan rutin di fasilitas kesehatan, menurutnya harus menjadi prioritas.
“Layanan kesehatan harus bisa diakses oleh semua kalangan, terutama bagi mereka yang rentan secara sosial dan ekonomi. Ini adalah investasi penting bagi masa depan generasi kita,” pungkasnya. (Him/Adv/DPRDKaltim)