Halonusantara.id, Kutai Kartanegara – Lambatnya pemerataan pembangunan di Kutai Kartanegara (Kukar) kembali memunculkan pertanyaan besar soal efektivitas pengelolaan anggaran daerah.
Menjawab tantangan itu, DPRD Kukar mengambil langkah dengan menggali praktik baik dari daerah lain yang dinilai lebih efisien dalam menata tata kelola belanja publik.
Komisi II DPRD Kukar melakukan kunjungan kerja ke DPRD Kota Balikpapan. Kota yang dulunya merupakan bagian dari wilayah Kukar ini kini justru menjadi contoh pembangunan yang tertata rapi dan terukur.
Hal tersebut yang membuat para legislator Kukar ingin belajar langsung dengan melakukan kunjungan itu.
Balikpapan selama ini dikenal sebagai kota dengan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang efisien. Tak hanya mampu menata infrastruktur kota secara cepat, tetapi juga dinilai berhasil membangun sistem penganggaran yang responsif dan terukur.
“Kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi, tapi juga langkah untuk membandingkan strategi anggaran yang lebih tepat sasaran,” ujar anggota Komisi II DPRD Kukar Dayang Marisa, saat dikonfirmasi media ini. Pada Selasa (27/5/2025).
Menurut Marisa sapaan akrabnya, salah satu hal yang menarik dari Balikpapan adalah kemampuannya menyelaraskan pembangunan dengan kapasitas fiskal daerah. Padahal, secara geografis dan demografis, Balikpapan jauh lebih kecil dibanding Kukar yang memiliki sebaran penduduk dan wilayah sangat luas.
Dengan kompleksitas wilayah tersebut, Kukar membutuhkan pendekatan anggaran yang jauh lebih adaptif. Sistem perencanaan dan penyerapan anggaran menjadi isu krusial yang perlu dibenahi agar pembangunan tak lagi hanya terpusat di wilayah perkotaan.
Di sisi lain, kunjungan ini juga menjadi pintu pembuka bagi kerja sama antarwilayah dalam mempercepat pembangunan lintas sektoral.
DPRD Kukar berharap, dialog ini bisa memberi inspirasi dalam penyusunan APBD 2025 yang lebih realistis dan menyentuh kebutuhan masyarakat.
“Intinya, kami ingin anggaran benar-benar sampai ke masyarakat yang membutuhkan, tidak hanya habis di belanja rutin atau pembangunan yang tidak merata. Semoga hasil dari Balikpapan ini kita bisa belajar banyak,” pungkas Marisa. (Hf/Adv)