Halonusantara.id, Samarinda — Akses pendidikan tinggi berbasis jarak jauh bagi masyarakat pelosok Kalimantan Timur (Kaltim) bakal semakin terbuka. Pemerintah Provinsi Kaltim saat ini tengah mendorong agar Universitas Terbuka (UT) segera masuk dalam daftar kampus penerima program pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) atau GratisPol.
Langkah ini ditempuh sebagai solusi agar generasi muda di daerah terpencil tetap bisa melanjutkan pendidikan tanpa harus berpindah ke kota besar dan menanggung beban biaya hidup yang tinggi.
“Banyak mahasiswa UT itu warga Kaltim. Mereka kuliah dari kampungnya masing-masing. Karena itu, kami ingin agar UT bisa ikut GratisPol,” ujar Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, Sabtu (5/7/25).
Namun, proses masuknya UT ke dalam skema bantuan masih menghadapi kendala administratif. Saat ini UT Kaltim masih tercatat beralamat pusat di Jakarta, sesuai data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), padahal kampus fisiknya sudah berdiri di Kaltim.
“Pergub kita mewajibkan kampus beralamat di Kaltim agar bisa dapat GratisPol. Maka kami minta UT mengurus penetapan alamat tetap di sini,” ujar Seno.
Targetnya, jika proses administrasi tuntas tahun ini, maka pada 2026 Universitas Terbuka Kaltim sudah bisa masuk ke dalam program bantuan pendidikan gratis tersebut.
Senada dengan Wagub, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kaltim, Armin, menilai keberadaan UT sangat strategis dalam menjangkau kelompok muda yang selama ini terkendala geografis dan ekonomi. Dengan sistem kuliah daring, UT menjadi alternatif penting bagi ribuan pemuda Kaltim di daerah terpencil.
“Saat ini ada sekitar 9.000 anak muda Kaltim usia di bawah 25 tahun yang belum kuliah karena keterbatasan. UT bisa menjangkau mereka. Kalau UKT-nya ditanggung GratisPol, peluang kuliah akan makin luas,” jelas Armin.
Ia juga menekankan bahwa GratisPol masih sebatas menanggung biaya UKT, belum termasuk biaya hidup. Karena itu, UT menjadi opsi logis karena tidak menuntut mahasiswa untuk tinggal di kota.
Saat ini, perlakuan khusus berupa bantuan biaya hidup hanya diberikan secara terbatas untuk mahasiswa di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Kaltim, karena jumlah mahasiswanya masih sedikit.
Program GratisPol sendiri merupakan program prioritas Pemprov Kaltim untuk mendongkrak angka partisipasi pendidikan tinggi, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta yang resmi beralamat di provinsi ini.
“Jika Universitas Terbuka berhasil masuk dalam skema ini, maka akan menjadi titik penting dalam upaya menghadirkan sistem pendidikan tinggi yang inklusif, terjangkau, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Kaltim, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar),” tandasnya. (Na/Adv/DiskominfoKaltim)

