Halonusantara.id, Samarinda – Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Laila Fatihah menyebutkan masih terjadi miskomunikasi antara Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dan para pedagang pasar pagi terhadap bangunan yang dinilai sudah tidak layak tersebut.
Laila Fatihah mengatakan sedari awal dirinya sudah mendukung kebijakan revitalisasi pasar pagi menjadi pasar semi modern. Namun, masih terjadi mis komunikasi antara pedagang dengan pemerintah yang dianggap perlu untuk diluruskan.
“Sejak awal kami sebenarnya mendukung perbaikan Pasar Pagi dan pedagang juga mendukung. Hanya saja janganlah publikasi kesana dan sini, sementara pedagang ini belum ada kepastian,” kata Laila, Rabu (11/10/2023).
Politikus PPP tersebut juga meminta agar pedagang jangan dibuat khawatir dengan deadline yang sudah ditentukan oleh Pemkot Samarinda yang ingin merelokasi pedagang pada awal November 2023 ini dan dilanjutkan rekonstruksi pada awal 2024 mendatang.
“Pemkot harusnya mematangkan dulu terkait rencana ini dan menyiapkan lokasi pengganti yang pasti. Para pedagang perlu kepastian, dicarikan tempat yang memang layak, jangan sekadar pindah saja,” paparnya.
Walaupun, sejauh ini para pedagang tidak merasa keberatan dengan rencana revitalisasi pasar pagi, dengan catatan agar diberikan sedikit ruang hingga tahun depan. Sebab, tahun ini pihaknya baru kembali merasakan aktif melakukan aktivitas perekonomian pasca Covid-19.
“Mereka delapan bulan ini baru mulai aktif bergeliat, perekonomian ini baru tumbuh lagi. Adanya statment pasar tersebut sudah tidak layak langsung membuat pengunjung takut untuk datang,” ungkap Laila.
Harusnya kelayakan sebuah bangunan keluar dari yang memang kompeten di bidangnya atau yang memang yang memiliki lisensi tentang kelayakan bangunan, diantaranya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) yang seharusnya mendatangkan tenaga teknis secara langsung ke Pasar Pagi untuk melihat apakah bangunan tersebut memang layak atau tidak.(HN/Adv/Eby)