Halonusantara.id, Kutai Katanegara – Kobafest II 2025 yang digelar di Desa Kota Bangun Ulu tak hanya menghadirkan pentas seni dan semarak budaya.
Festival ini tampil sebagai ruang edukatif bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan sosial di era modern, mulai dari krisis identitas, penyalahgunaan narkoba, hingga rendahnya partisipasi dalam pembangunan.
Anggota DPRD Kukar, Sopan Sopian, menyebutkan festival seperti ini berperan penting dalam membentuk karakter anak muda, bukan hanya lewat hiburan, tetapi melalui proses belajar yang tidak kaku. Kobafest memberi ruang bagi mereka untuk mengenali akar budaya sekaligus menggali potensi diri.
Bagi Sopan, menjaga warisan budaya bukan hanya soal pelestarian, tapi juga soal memberi arah baru pada generasi muda agar mereka punya pegangan saat menghadapi gempuran nilai-nilai luar. Ia menilai, penampilan musik tradisional dari pemuda-pemudi Desa Kota Bangun Ilir menjadi simbol bahwa tradisi masih relevan dalam membangun masa depan.
Tak kalah penting, Kobafest juga menciptakan ruang dialog antara ekonomi dan budaya. Keikutsertaan UMKM lokal dinilai mampu membuka kesadaran bahwa sektor ekonomi kreatif bisa tumbuh jika didukung ekosistem yang tepat. Produk lokal tak lagi sekadar jualan pinggir jalan, tetapi bagian dari narasi budaya yang lebih besar.
“Ruang seperti ini harus terus diperluas. Selain seni, ada nilai ekonomi yang sangat nyata di dalamnya. UMKM hidup, masyarakat bergerak,” ujar Sopan Sopian, saat ditemui di DPRD Kukar, Kamis (26/6/2025).
Sopan juga menyinggung urgensi membangun benteng sosial melalui pendekatan budaya. Di tengah kekhawatiran akan pergaulan bebas dan penyalahgunaan zat adiktif, kegiatan seni bisa menjadi alternatif positif bagi remaja yang sedang mencari jati diri.
Menurutnya, budaya lokal bukan warisan mati, melainkan media transformasi. Jika diberikan ruang yang cukup, anak-anak muda bisa menjadi agen perubahan, bukan objek yang pasif. Hal itu juga menjadi pesan penting menjelang masuknya Ibu Kota Negara (IKN), di mana Kukar tak boleh hanya jadi penyangga fisik, tapi juga penyangga nilai.
“Jangan sampai nanti Kukar hanya jadi wilayah penyangga tanpa generasi yang siap bersaing. Kita harus siapkan mereka dari sekarang,” katanya.
Sebagai anggota DPRD, ia menyatakan komitmennya untuk terus mendorong lahirnya kebijakan yang memberi ruang tumbuh bagi kreativitas dan ekspresi anak muda. Ia berharap festival budaya tak hanya menjadi agenda tahunan, tapi bagian dari strategi pembangunan sosial.
“Kreativitas adalah investasi masa depan. Mari dukung anak muda kita untuk jadi pelaku sejarah, bukan hanya penikmat,” tutup Sopan. (Hf/Adv)

