Halonusantara.id, Samarinda – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di kota samarinda terbilang cukup tinggi di provinsi kalimantan timur, Hal ini ditanggapi oleh ketua komisi IV dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) kota samarinda.
Ketua komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, mengatakan Kasus kekerasan perempuan dan anak di samarinda memang cenderung tinggi, menurutnya bukan hanya samarinda bahkan di seluruh Indonesia mengalami peningkatan kasus.
“Tingginya kasus tersebut memang karena banyaknya penduduk di kota samarinda, tapi tidak bisa juga kita pungkiri bahwa didaerahlain juga mengalami peningkatan,” ucapnya pada media.
Politikus Demokrat tersebut mengatakan, bahwa kasus kekerasan perempuan dan anak selain meningkat karena adanya laporan, namun ia beranggapan kasus tersebut juga diduga banyak yang tidak terlapor.
“Banyak kok yang tidak melapor lantaran malu, bahkan sampai kondisi korban parah sekali baru ada laporan oleh masyarakat,” ungkapnya.
Sebagai Wakil Rakyat, Puji mengaku sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang Kekerasan perempuan dan anak, mulai dari Pelecehan hingga penganiayaan.
“Kami sudah melakukan sosialisasi, bahkan kami mengajak masyarakat untuk melapor apabila mengalami atau melihat adanya kasus tersebut,” tuturnya.
Sebenarnya, Lanjut dia, adanya kekerasan pada Perempuan dan Anak tersebut bahkan KDRT diduga akibat maraknya pernikahan dini, Menurutnya, secara psikologis, anak yang menikah di usia muda cenderung masih kekanak-kanakan sehingga pola pikir memimpin keluarga belum terbentuk secara utuh
“Kesiapan untuk berkeluarga belum mencukupi, makanya perlu berhati-hati apabila menikahkan anak dibawah usia 25 tahun,” tandasnya.(HN/Adv/MR)