Halonusantara.id, Samarinda – Sampai saat ini masih ada wilayah Kecamatan di Kabupaten Berau yang belum memiliki Sekolah Menengah Atas (SMA), ini tentu bukti bahwa belum meratanya fasilitas pendidikan di Kalimantan Timur (Kaltim)
Hal ini diungkapkan langsung Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Sutomo Jabir. Ia sangat menyayangkan kondisi tersebut, menurutnya ini sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang menjadi hak dasar masyarakat.(20/10/2023)
Besarnya anggaran yang setiap tahun dialokasikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim sangat ia sayangkan karena tidak sampai menyentuh variabel dasar pendidikan, masih ada daerah yang tak memiliki sarana Pendidikan, terlebih saat ini Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tengah menerapkan sistem zonasi yang tentunya hal itu juga akan ikut berdampak.
“Di Kecamatan Tabalar tidak ada SMA, ini kan sangat miris apabila anak-anak harus mengakses jauh untuk ke sekolah,” lantang Jabir.
Sistem zonasi mendorong supaya setiap wilayah dapat tersedia sarana fasilitas pendidikan, ketika dalam suatu wilayah tak ditemukan sarana tersebut, maka akan sulit menerima siswa yang letaknya jauh dari lokasi tersebut.
“Kalau misalnya mereka harus terpaksa masuk di sekolah swasta dengan biaya besar, kasihan kalau seperti itu terus mau sampai kapan,” ucap Jabir dengan ekspresi geram.
Legislator Kaltim itu meminta, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur bisa membuka mata memperhatikan setiap wilayah yang ditemukan tak memiliki sarana infrastruktur sekolah, karena ini masalah dasar yang harus dipecahkan solusinya guna meningkatkan kapasitas pendidikan Sumber Daya Masyarakat (SDM) setempat.
“Seharusnya perlu diperhatikan, karena kalau bicara anggaran pastinya mandatori peraturan yang ada mengenai alokasi APBD untuk sektor pendidikan sebesar 20 persen saya rasa bisa menyediakan pembangunan infrastruktur pendidikan,” tutup Jabir.(HN/Adv/Eby)