Halonusantara.id, Samarinda – Mungkin ini kata yang pas untuk Mister Erdogan yang disebut sebut sebagai Muazin dari Istanbul. Enam kali saya melihat megah dan padatnya Istanbul. Dari propinsi ini juga murid dan penerus Erbakan memimpin perubahan Turkiye.
Beliau adalah kader yang berjiwa terbuka, mengerti masalah dan dapat membuka cakrawala berpikir pemuda dan pengusaha Turkiye untuk memulai dan merintis kembali jalan perjuangan membangkitkan negeri.
Sejak kubu Tansu Ciller perdana Menteri partai Kemal Attaturk memimpin. Turkiye betul dan benar benar jadi Pecundang Eropa. Sulit masuk kelompok Uni Eropa dan tak mudah menjadi anggota NATO kecuali di back up USA karena mau dijadikan nya sebagai pangkalan militer Amerika sebagai negeri supporting Israheel.
Kolaboratif adalah kata sederhana yang digunakan semua parpol termasuk di negeri ini. Tapi sulit dipraktekkan. Buktinya kolaborasi untuk yang lain saja. Kalo didalam. Ogah bin TOLAK habis. Sebab ‘you bukan kami dan kami bukan You”. Itulah sebabnya banyak partai lama bisa jadi juga partai baru akan “Kuntet” Bin “boncel”. Kalo kata kolaborasi yang bersifat sakralistik. Bukan realisasi publik. Disini bedanya dalam praktek demokrasi.
Bersahabat. Sebenarnya ini kata yang pas dan santun serta sudah diajarkan kanjeng Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Disebutnya para sahabat bukan murid adalah karena semua memang dibuat bersahabat bukan musuh apalagi di “Judge” sebagai penghianat. Aduh. Berat… Karena kata terakhir cenderung mengeluarkan nya dari agama. NGERI banget kan. Lagian ente sok tau sih pake kalimat keterlaluan.
Itulah sebabnya sebutan sahabat menjadi penting. Tak mungkin orang menyebut itu sehingga terkesan yang mengeluarkan kata dan kalimat itu jadi “agak” Radikal. Sebab hal itu merasa benar sendirian yang lain salah total dan Fatal. Nah. Malah makin bahaya kan.
3 kata kunci diatas bukan omong kosong kecuali pelajaran berharga untuk bangsa dan dunia. Terbuka, kolaboratif dan bersahabat bisa menjadi tren baru dalam strategi dan menjadi asbab bahwa kita, saya dan anda memang layak dipilih. Dipilih menjadi kolaborator perubahan Indonesia menjadi lebih baik. Bukan paling baik DEWEK.
Selamat Tuan Erdogan. Selamat dan sukses terus memimpin perbaikan bangsa. Juga bangsa dunia.Indonesia. Jangan mau dijadikan Medan tempur blok Barat dan Timur juga Tengah.Kita bangsa berdaulat.Perhatikan baik baik. Siapa kaki tangan siapa.Kita diajarkan founding Fathers untuk tegak dengan kepala sendiri dan berani mengatakan Satu Nusa satu Bangsa satu bahasa.Negeri Kesatuan Republik Indonesia.(HN/EB)