Halonusantara.id, Tenggarong– Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur merupakan sebuah desa dengan luas wilayah 16 ribu hektare.
Jumlah penduduknya 3.512 jiwa. Di desa tersebut berdiri Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Purnama.
Kepala Desa Loa Sumber, Sukirno (48), mengatakan, badan usaha itu bertujuan untuk menambah pendapatan asli desa.
BUMDes ini fokus mendampingi petani saat musim tanam hingga pascapanen. BUMDes juga menyediakan permodalan untuk petani bekerja sama dengan bank milik negara.
“Ada juga asuransi pertanian melalui kerja sama dengan perusahaan swasta,” kata Sukirno, Sabtu (25/3/2023).
Ia mengungkapkan, lini usaha BUMDes Sumber Purnama mulai berkembang sejak 2020. BUMDes ini sudah mencakup 7 gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Tersebar di beberapa desa dan kelurahan. Seperti Desa Loh Sumber sendiri, Desa Sungai Payang, Kelurahan Bukit Biru, hingga Desa Rapak Lambur.
Kesuksesan mereka dimulai dari menjalankan Program Sinar Purnama. Sukirno menjelaskan teknis dari program tersebut.
Modal bagi seorang petani pada masa tanam bervariasi, sekitar Rp 6 juta. Pembayaran dari pinjaman modal itu akan dipotong dari hasil penjualan gabah kepada BUMDes.
“Kami membeli gabah petani di atas harga rata-rata,” katanya.
Sementara untuk biaya premi asuransi, sepenuhnya dibayar BUMDes. Sumbernya dari keuntungan BUMDes menjual beras.
Sukirno melanjutkan, BUMDes memang telah membangun rice milling unit (RMU) atau penggilingan padi di Desa Loh Sumber.
Dari penggilingan padi ini, gabah yang dibeli dari petani dijual di pasar dalam bentuk beras. Dari situlah keuntungan BUMDes.
Modal pembangunan pabrik bersumber dari bank dan bantuan perusahaan swasta di dekat desa. Biaya pembangun RMU kurang lebih Rp 1,8 miliar.
Peralatan dan desain mesin RMU dirakit oleh BUMDes. Pabrik ini mampu mengolah gabah kering menjadi beras sebanyak 1 ton per jam. Pabrik ini kemudian dikelola dengan mekanisme kerja sama.
“Kapasitasnya 10 ton gabah sekali beroperasi. RMU di Desa Loh Sumber dioperasikan tujuh karyawan berstatus tenaga harian. Beras yang diproduksi pabrik disebut memiliki kualitas yang baik.
Seluas 1.000 hektare lahan disebut menopang kapasitas produksinya. Beras produksi BUMDes terdiri dari beberapa varietas padi, ada mikongga, mayas, inpari, dan pandan wangi.
Beras kemudian dikemas dengan merek Cap Tugu. Harganya Rp 22.000 untuk kemasan 2 kilogram dan Rp 50.000 untuk kemasan 5 kilogram.
“Beras ini dipasarkan di Kukar, Samarinda, dan Balikpapan. Kita pasok beras produksi BUMDes ke toko retail di Kukar dan perbelanjaan modern mal,” pungkasnya.(HN/Adv/EB)