Halonusantara.id, Samarinda – Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sri Puji Astuti merespon isu beasiswa pendidikan yang dikhususkan kepada generasi muda kota Samarinda yang disampaikan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Cabang Samarinda.
Dirinya menyampaikan, melihat kebijakan dari Pemerintah Kota Samarinda tidak menghadirkan beasiswa pendidikan yang dikhususkan bagi masyarakat samarinda dikarenakan mengenai faktor kesanggupan keuangan daerah yang belum cukup.
“Sebenarnya bisa kalau dipaksakan, tetapi kita tidak akan bisa untuk membangun sekolah-sekolah yang terendam banjir, yang terkena longsor, lalu kita tidak dapat membayar insentif guru dengan pembiayaan yang cukup tinggi, karena dengan melihat jumlah guru kita di Samarinda merupakan yang terbanyak di Kaltim,” ungkapnya, pada Rabu (28/02/2024).
Disampaikan oleh Puji, jumlah guru di Samarinda hampir 10 ribu dan telah mencakup negri dan swasta, serta sekitar 7 ribu guru yang harus menerima insentif termasuk dari Kemenag.
Ketua Komisi tersebut menjelaskan, bahwa dana pendidikan ada sekitar 800-an miliar termasuk 20% anggaran pendidikan, tetapi hal tersebut tidaklah sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) dan Undang – Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2009 tetang nilai 20% itu diluar gaji dan tunjangan, tapi kenyataannya disetiap daerah di Indonesia telah termasuk gaji dan tunjangan.
“Jadi bisa dibayangkan dari 800 sekian miliar tadi itu untuk gaji dan tunjangan guru ASN juga, mulai dari tunjangannya, sertifikasinya dan tpp nya yang menghabiskan anggaran sekitar 506 miliar, jadi hanya tersisa sekitar 250 sampai dengan 300 miliar untuk pendidikan,” cakapnya.
Lanjutnya, jumlah penduduk kota samarinda yang padat, jumlah sekolah dan satuan pendidikan di Kota Samarinda kurang lebih 800-an dari tingkat Paud hingga tingkat SMP baik itu swasta maupun negeri.
“Tapi sebenarnya dana bosda kita ada sekitar 240 ribu pertahun per anak untuk SD, 480 ribu per anak pertahun untuk anak SMP, lalu ada BOP untuk anak-anak Paud dan itu sudah menggerus anggaran banyak belum lagi program-program yang ada, seperti sekolah ramah anak dll,” tutupnya.(HN/Adv/MS)