Halonusantara.id, Samarinda – Kemunculan dua pasien dengan hasil tes antigen reaktif terhadap COVID-19 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) kembali membangkitkan kewaspadaan akan potensi munculnya gelombang baru infeksi di Kalimantan Timur (Kaltim). Meski pandemi telah mereda, temuan ini menjadi pengingat bahwa ancaman penyakit menular masih nyata.
Pasien yang semula menjalani perawatan atas dasar penyakit penyerta tersebut diketahui memiliki hasil reaktif saat dilakukan tes antigen. Menanggapi hal itu, pihak RSUD AWS bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim langsung melakukan langkah antisipatif.
Untuk memastikan hasil dan memverifikasi kemungkinan adanya varian baru, sampel dari kedua pasien telah dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Banjarbaru guna uji lanjutan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menilai kejadian ini sebagai momen penting untuk menguji sejauh mana kesiapan fasilitas layanan kesehatan dalam merespons ancaman infeksi menular yang bisa datang sewaktu-waktu.
Ia menyebut, penanganan cepat RSUD AWS menunjukkan sistem respons yang masih siaga, meski masa pandemi telah berlalu. “Ini bukan hanya soal dua pasien, tapi tentang bagaimana sistem kita tetap siaga menghadapi situasi seperti ini. Tindakan cepat rumah sakit dan pelibatan laboratorium rujukan adalah indikator kesiapan yang patut diapresiasi,” ungkapnya.
Menurutnya, meskipun tes antigen hanya bersifat skrining awal, langkah konfirmasi melalui PCR sangat penting untuk menjaga keakuratan data serta mendeteksi potensi penyebaran lebih luas, termasuk munculnya mutasi virus yang perlu diwaspadai.
Komisi IV, lanjut Andi, siap memberikan dukungan agar koordinasi lintas sektor dapat ditingkatkan, terutama dalam menjaga kapasitas rumah sakit dan distribusi alat deteksi dini. Ia juga mendorong agar Pemprov Kaltim mulai menghidupkan kembali sistem pemantauan dan pelaporan cepat kasus menular.
“Ini bisa jadi pengingat bahwa sistem kewaspadaan kita tidak boleh tidur. Virus seperti COVID-19 bisa muncul kembali kapan saja. Maka kesiapsiagaan adalah kunci,” tegasnya.
Lebih lanjut, Andi mengajak masyarakat tetap tenang namun tidak lengah, serta kembali disiplin menjalankan protokol kesehatan dasar.
“Protokol kesehatan tetap relevan. Jangan abaikan gejala. Periksa diri lebih awal bisa mencegah penularan lebih luas,” pungkasnya. (Eby/Adv)

