Halonusantara.id, Samarinda – Pemanfaatan alur Sungai Mahakam dinilai belum memberikan kontribusi maksimal terhadap pendapatan daerah. Menyikapi hal ini, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, mendorong Pemerintah Provinsi Kaltim untuk serius menata sektor tersebut sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang baru dan berkelanjutan.
Sapto, sapaan akrabnya, menyoroti dominasi sektor batu bara dalam struktur PAD Kaltim yang menurutnya menimbulkan ketergantungan tinggi terhadap pasar ekspor dan kondisi global.
“Untuk mengurangi ketergantungan pada sektor ekspor, kita perlu mengembangkan sumber pendapatan baru, seperti potensi alur sungai dan laut,” jelas Sapto.
Ia menekankan bahwa status kewenangan pengelolaan alur Sungai Mahakam tidak semestinya menjadi penghalang selama tata kelola dilakukan secara profesional dan terukur.
“Jadi pengelolaan dan pemanfaatan alur segmen 0–12 mil sungai Mahakam potensial untuk jadi sumber PAD baru. Sayangnya belum dimaksimalkan,” tuturnya.
Sapto juga mengingatkan bahwa dari sisi regulasi, Kaltim telah memiliki dasar hukum yang cukup untuk melakukan pungutan resmi sepanjang dijalankan sesuai aturan.
“Kalau sudah ada perdanya, ya bisa dilakukan pungutan resmi. Tinggal bagaimana Pemprov serius menata dan menjalankan itu secara profesional,” ucapnya.
Ia menyoroti rendahnya kontribusi dari aktivitas penggunaan sungai, terutama oleh perusahaan tambang dan logistik yang intensif memanfaatkan jalur air tersebut.
“Perusahaan-perusahaan yang angkut hasil tambang lewat sungai, itu banyak. Tapi belum optimal kontribusinya. Harus ditata. Bukan mempersulit, tapi biar adil dan ada nilai tambah untuk daerah,” sebut Sapto.
Untuk itu, ia menyarankan adanya pola kerja sama yang kuat antara pemerintah, BUMD, atau pihak swasta agar pengelolaan potensi maritim ini tidak membebani pelaku usaha, namun tetap memberi manfaat ekonomi bagi daerah.
Menutup pernyataannya, Sapto mengingatkan pentingnya diversifikasi sumber PAD, terutama dari sektor kelautan dan perairan.
“Kita punya sungai besar, punya juga laut. Kalau semua itu digarap dengan tata kelola yang baik, bukan mustahil PAD kita bisa naik tanpa harus bergantung penuh pada tambang,” tutupnya. (Eby/Adv)